TUGAS
MANAJEMEN RESIKO
“USAHA KERIPIK SINGKONG”
NELLY ANDERIANI
1454201024
DOSEN PEMBIMBING
IR. MUFTI. Msi.
PROGRAM
STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LANCANG KUNING
PEKANBARU
2016
KATA
PENGANTAR
Puji
dan Syukur saya ucapkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan pratikum
ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dalam laporan pratikum ini penulis
membahas mengenai” Manajemen
resiko pada usaha keripik singkong”
Saya
mengucapkan terima kasih kepada Bapak ir mufti, Msi. Selaku dosen Manajemen
Resiko dan semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
penulis sadar laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
sempurnanya laporan pratikum ini.
Semoga
semoga ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Pekanbaru 20
Afril 2016
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keripik singkong merupakan salah satu produk makanan ringan yang banyak digemari konsumen. Rasanya yang renyah dan murahnya harga yang ditawarkan menjadikan produk tersebut sebagai alternatif tepat untuk menemani waktu santai Anda bersama rekan dan keluarga.
Seiring dengan meningkatnya permintaan konsumen, kini keripik singkong mulai diinovasikan berbagai varian rasa, seperti keripik singkong pedas dengan beberapa tingkatan level. Meskipun trend tersebut belum lama dikenal masyarakat luas, namun perkembangannya sudah sangat pesat, sehingga banyak produsen keripik singkong mulai beralih jalur dengan menambahkan ekstra pedas pada produk keripik yang diciptakannya.
Sejatinya, produk keripik singkong pedas bukan barang baru bagi masyarakat Indonesia. Namun dengan menambahkan sedikit inovasi dalam hal peningkatan level rasa pedas yang ditawarkan, kini keripik tersebut banyak dicari konsumen dan menjadi salah satu peluang bisnis menarik yang menjanjikan untung besar bagi pelakunya.
1.2 Tujuan Pengembangan Proyek
Dalam rangka meningkatkan pendapatan Keluarga pada saat krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti saat ini diperlukan usaha usaha yang bersifat Agresif, Kreatif, Penuh perhitungan dan Berorientasi Pasar. Usaha tersebut juga diharapkan mampu memberikan peluang kerja bagi tenaga kerja potensial yang saat ini jumlahnya sangat melimpah baik itu angkatan kerja baru maupun angkatan kerja yang oleh karena kondisi perekonomian Makro terpaksa harus menganggur akibat tidak adanya kesempatan bekerja atau terkena PHK.
Dengan demikian tujuan dari pengembangan Proyek itu sendiri ada dua yaitu dari Aspek Ekonomi dan dari Aspek Sosial, Aspek Ekonomi adalah untuk meningkatkan pendapatan, sementara Aspek sosial adalah sedikitnya untuk membantu Masyarakat dalam mengatasi Pengangguran.
1.3
Studi Kelayakan Proyek
Dari Pengamatan Langsung di lapangan, keripik singkong KABAYAN yang kami produksi sangat digemari oleh konsumen, terutama para remaja karena mempunyai rasa khas yang membedakan dengan produk serupa lainnya. Maka dapat diambil kesimpulan sementara bahwa singkong “KABAYAN”cukup laris dan memasyarakat serta dari segi Ekonomi layak untuk dijadikan Produk yang akan dipasarkan. Data tersebut juga ditunjang oleh data yang meningkat dari para distributor yang memesan langsung keripik singkong KABAYAN untuk dijual kembali.
Dengan mengambil Asumsi bahwa Produksi Keripik Singkong KABAYAN ini
berjalan dengan baik, dimana pada tahap awal branding dan penjualan produk kami
langsung menarik konsumen dari segi kemasan maupun kualitas rasa dan
bahannya.
II.TARGET PASAR /
KONSUMEN
Rata-rata penggemar berat makanan pedas adalah kalangan remaja atau anak muda. Ini menjadikan sebagai target pasar yang sangat potensial, dengan cara menawarkan beberapa level rasa pedas untuk memenuhi permintaan para konsumen. http://aiirm59.blogspot.com. Di samping itu, kami juga menyediakan varian rasa yang lain selain pedas level, seperti keripik singkong keju, keripik singkong original, keripik singkong nano – nano, keripik singkong balado, keripik singkong rasa rumupt laut, keripik singkong jaung manis, dan berbagai rasa lainnya, yang tentunya sangat renyah dan sedap untuk dijadikan sebagai makanan ringan atau camilan.
III. MARKETING MIX
3.1 Penentuan
Harga
Setelah menentukan target pasar atau positioning produk di pasaran, maka langkah yang selanjutnya adalah penjabaran dari Positioning tersebut yaitu dengan Bauran Pemasaran atau yang lebih terkenal adalah Marketing Mix. Marketing Mix untuk Produk konsumsi adalah mengikuti Kaidah kaidah yang ada, dimana dalam hal ini Strategi Penentuan Harga, Produk/Merek, Promosi, dan Place/Tempat/Distribusi haruslah betul betul berbeda dari Produk yang sudah ada, sehingga dalam hal ini betul betul ada Deferensiasi untuk keripik singkong yang kami produksi. Untuk Keripik Singkong “Kabayan” sendiri dimana Target Konsumen yang ditetapkan adalah segmen menengah bawah, terutama untuk para remaja, maka Faktor Harga menjadi sangat sensitive, untuk itu dalam menentukan harga betul betul dipertimbangkan apakah Produk kita dengan harga yang telah ditetapkan dapat terjangkau oleh masyarakat bawah. Dan selanjutnya adalah apakah dengan harga murah tersebut kita masih mendapatkan untung, sehingga untuk menentukan harga keripik singkong “Kabayan” sudah dipertimbangkan supaya terjangkau oleh semua kalangan.
3.2 Penentuan Produk/Merek
Penentuan Merek produk kami
dilakukan dengan memilih nama produk berdasarkan nama generic dari Produk
tersebut, umumnya produk Makanan lebih memilih nama Generic dari Produk yang
dibuat dengan ditambah label tertentu. Begitu pun kami, nama KABAYAN sendiri
sudah familiar di tengah masyakat luas, sehingga kami maksudkan supaya produk
kami juga ikut cepat familiar di tengah kehidupan masyarakat. Label ini
sebenarnya justru yang menjadi penguat Citra dari Produk makanan tersebut.
Masyarakat akan lebih mengenal Label Makanan dari pada hanya nama Genericnya
saja.
3.3 Promosi
Untuk Produk Keripik Singkong KABAYAN, Media Promosi yang pertama yang
paling adalah membranding logo dan melakukan Promosi langsung ke konsumen,
dimana konsumen disuruh untuk mencoba memakannya dengan harapan mereka akan
selalu ingat akan rasa dan produk dari keripik singkong Kabayan dan diharapkan
dapat menjadi media untuk mempromosikan kepada orang lain. Dalam melakukan
Promosi selanjutnya ditempuh dengan berbagai cara, mulai dari membuat iklan
dengan pamphlet – pamphlet, spanduk, sampai pada mempromosikannya melalui dunia
maya, khususnya pada situs – situs jejaring social dan social group lainnya
yang banyak dikunjungi masyarakat online.
3.4 Distribusi/Tempat Penjualan
3.4 Distribusi/Tempat Penjualan
Untuk tujuan sebagai tempat
penjualan produk keripik singokong KABAYAN ini adalah di semua pasar yang
menjual makanan. Baik itu super market, pasar tradisional, toko, warung, maupun
distributor yang menjualnya langsung pada konsumen. http://aiirm59.blogspot.com.
Karena dengan cara demikian, maka keripik singkong yang diproduksi kami
terdapat di berbagai sudut tempat yang sering dikunjungi oleh konsumen,
sehingga semakin banyak masyarakat yang mengetahui dan membeli keripik singkong
KABAYAN. selain itu, penjualan yang didasarkan pada banyaknya remaja juga
sangat kami pertimbangkan dalam memilih tempat penjualan yang menjadi target
kami.
IV. PERENCANAAN PERMODALAN
IV. PERENCANAAN PERMODALAN
1.1. Sumber-sumber permodalan
Sebagai sumber awal mula pendirian D’Maddy Distro yaitu dari pemilik distro
sendiri. Sebagai investasinya untuk itu didirikanlah perusahaan dalam bidang
perdagangan
1.2. Analisa Ekonomi
1.2. Analisa Ekonomi
Asumsi
- Produksi skala rumah tangga
- Dibantu oleh dua orang tenaga kerja
Modal awal
Mesin pengiris singkong (Slicer) Rp 4.500.000
Mesin pengemas
(Sealer)
Rp 500.000
Peralatan menggoreng
(wajan dan alat penirisnya) Rp 300.000
Kompor gas dan tabung
3
kg
Rp 300.000
Total
Rp 5.600.000
Peralatan mengalami penyusutan dengan rincian sebagai berikut :
- Mesin slicer : 1/60
x Rp 4.500.000,00
Rp 75.000,00/bln
- Mesin sealer : 1/36
x Rp 500.000,00
Rp 13.900,00/bln
- Penggorengan : 1/36
x Rp
300.000,00
Rp 8.400,00/bln
- Kompor gas : 1/36 x
Rp 300.000,00
Rp 8.400,00/bln+
Total
Rp.105.700,00/bln
Biaya operasional per bulan
Belanja bahan baku per hari :
- Singkong (Rp 1.500,00/kg x 50
kg)
Rp 75.000,00
- Minyak goreng (Rp 13.000,00/kg x 20
kg) Rp 260.000,00
- Cabe
Rp 250.000,00 +
Total
Rp 585.000,00
Biaya belanja per
bulan :
Rp 585.000,00 x 30
hari
Rp 17.550.000,00
Plastik
kemasan
Rp 1.500.000,00
Gas 3 kg (Rp 17.500,00 x 15 tabung)
Rp 262.500,00
Gaji pegawai (2 orang x Rp
800.000,00)
Rp 1.600.000,00
Biaya transportasi
Rp 1.000.000,00
Biaya penyusutan peralatan
Rp 105.700,00+
Total
Rp 22.018.200,00
Omset penjualan per bulan
Rata-rata penjualan produk Rp 1.000.000,00/hari :
Perbulan : Rp 1.000.000,00 x 30 hari
= Rp 30.000.000,00
Laba bersih per bulan
Rp 30.000.000,00 - Rp
22.018.200,00 Rp
7.981.800,00
V. UJI PEMASARAN
5.1 Strategi Penjualan
Dalam hal strategi Penjualan akan lebih banyak berkaitan dengan Masalah Distribusi, pemasaran, dan tempat Penjualan. Strategi pemasaran yang kami lakukan yaitu :
§ Membranding produk atau memperkenalkan produk kripik singkong singkong yang
kami produksi sebagai salah satu keripik singkong dengan cita rasa yang super
ekstra pedas, juga dilengkapi berbagai varian rasa lainnya yang tak kalah sedap
di lidah konsumen. Baik online maupun offline, kami secara aktif promosi
keripik singkong. Dengan strategi ini, diharapkan bisa menimbulkan rasa
penasaran bagi para konsumen, hingga pada akhirnya mereka mulai percaya untuk
mencoba keripik singkong yang kami produksi.
§ Untuk memperluas jangkauan pasar, kami membuka sistem keagenan baik secara
offline maupun online bagi para distributor makanan yang tertarik memasarkan
produk keripik singkong kami. Dengan begitu tidak dibutuhkan tambahan biaya
promosi, kami mendapatkan bantuan dari para agen untuk meningkatkan omset
penjualan setiap bulannya.-
§ Strategi promosi lainnya yang juga kami jalankan yaitu dengan cara
mengikuti berbagai pameran Usaha Kecil Menengah (UKM) yang sering diadakan di
daerah kami maupun di luar kota. Melalui pameran, kami bisa mengenalkan produk
keripik singkong pedas kepada khalayak ramai, dan membuka peluang yang lebih
besar untuk mengembangkan usaha tersebut.
Dalam menjalankan bisnis keripik singkong pedas, yang terpenting bagi kami
adalah menjaga kualitas cita rasa pedas dan cita rasa khas Kripik Singkong
KABAYAN dan menjamin kerenyahan keripik yang dihasilkan. Kedua hal tersebut
menjadi faktor penentu kualitas keripik singkong “KABAYAN” yang kami tawarkan
kepada para konsumen. http://aiirm59.blogspot.com. Dengan kualitas produk dan
strategi pengemasan produk yang menarik. Hal ini sangat penting kami lakukan
untuk menarik perhatian konsumen dan menjadi salah satu cara untuk membedakan
produk kami dengan yang lain.
5.2 Studi Hasil Penjualan
5.2 Studi Hasil Penjualan
Untuk melihat apakah penjualan sukses atau gagal maka hendaknya kami harus
memasang target penjualan. Target penjualan ini bisa ditentukan tiap hari, tiap
minggu atau tiap bulan. Toleransi untuk mengukur apakah penjualan produk
keripik singkong “KABAYAN” baik atau tidak dapat dilakukan dengan angka
pencapaian dalam Presentase, misalnya saja apabila penjualan dibawah 65% maka
kita anggap gagal.
Namun demikian pada tahap pertama kami tidak memasang target terlalu optimis mengingat produk yang kami jual ini masih relative baru sehingga belum banyak konsumen yang tahu.
VI. MANAJEMEN RESIKO
Namun demikian pada tahap pertama kami tidak memasang target terlalu optimis mengingat produk yang kami jual ini masih relative baru sehingga belum banyak konsumen yang tahu.
VI. MANAJEMEN RESIKO
Risiko-risiko yang mungkin menimbulkan dampak negatif
terhadap kinerja operasional serta kiat-kiat usaha untuk meminimalisasi risiko
tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Risiko Pasokan Bahan
Baku
Umbi singkong merupakan bahan baku utama
dalam pembuatan Kripik singkong. Singkong ditanam dan dipanen sepanjang tahun,
namun musim kemarau yang berkepanjangan dapat mempengaruhi panen. Selain itu,
petani singkong dapat memilih untuk menanam tanaman hasil bumi lain selain
pohon singkong tergantung pada tingkat harga dari masing-masing hasil
bumi/perkebunan dari waktu ke waktu. Hal tersebut dapat mempengaruhi pasokan
bahan baku yang secara tidak langsung dapat mengakibatkan penurunan hasil usaha
Perusahaan.
Upaya Penanggulangan
Perusahaan melakukan riset dan pengembangan untuk memperoleh
bibit unggul singkong yang dapat meningkatkan produktivitas hasil panen petani
singkong, membina kemitraan dengan kelompok tani dan menyesuaikan harga
pembelian terendah (floor price) singkong dari waktu ke waktu.
2.
Risiko Fluktuasi Harga
Bahan Baku
Harga umbi singkong berfl uktuasi dari
waktu ke waktu tergantung pada hasil panen dan permintaan pasar. Fluktuasi
harga bahan baku ini mempengaruhi harga pokok produksi Perusahaan yang pada
gilirannya mempengaruhi tingkat keuntungan Perusahaan.
Upaya Penanggulangan
Untuk mengurangi risiko ini, Perusahaan menjalankan
program efisiensi biaya antara lain biaya bahan bakar dan sedapat mungkin
menyesuaikan harga penjualan produk Perusahaan mengikuti pergerakan harga
pembelian singkong sehingga penurunan marjin laba akibat kenaikan harga bahan
baku bisa diminimalisasi.
3.
Risiko Persaingan Usaha
Persaingan yang disebabkan oleh semakin
banyaknya produk-produk sejenis yang diproduksi oleh perusahaan lain dapat
mengakibatkan turunnya jumlah penjualan dan pangsa pasar Perusahaan.
Upaya Penanggulangan
Kiat Perusahaan untuk mengurangi risiko ini yakni :
·
Memperkuat jaringan pasokan singkong ke
pabrik-pabrik Perusahaan antara lain dengan cara memberi bantuan bibit unggul
singkong dan pupuk kepada para petani.
·
Menjaga mutu produknya agar memperoleh
kepercayaan konsumen sehingga tidak beralih ke produk pesaing.
·
Melakukan ekspansi kapasitas produksi.
·
Menghasilkan produk baru yang berbahan
dasar singkong.
4.
Suku Bunga
Selain pendanaan sendiri (self financing),
Perusahaan memiliki pinjaman dalam mendanai usahanya. Perubahan suku bunga
pasar akan mengakibatkan peningkatan beban pembayaran bunga.
Upaya Penanggulangan
Perusahaan akan mengelola beban bunga melalui
kombinasi hutang dalam mata uang Rupiah dan USD, dengan mengevaluasi kecenderungan suku bunga pasar.
Manajemen juga melakukan penelaahan berbagai suku bunga yang ditawarkan oleh
kreditur untuk mendapatkan suku bunga yang menguntungkan sebelum mengambil
keputusan untuk melakukan perikatan hutang.
5.
Risiko Mata Uang Asing
Mengingat sebagian pinjaman Perusahaan
adalah dalam mata uang asing, maka penurunan nilai tukar Rupiah terhadap mata
uang asing akan mengakibatkan peningkatan beban pembayaran bunga dan hutang
pokok kepada kreditur.
Upaya Penanggulangan
Perusahaan mengelola risiko nilai tukar dengan
menyesuaikan antara penerimaan dan pembayaran dalam mata uang yang sama dan
melakukan pengawasan.
6.
Risiko Kredit
Perusahaan akan mengalami risiko kerugian
yang timbul dari pelanggan atau pihak lawan akibat gagal memenuhi kewajiban
kontraktualnya.
Upaya Penanggulangan
Perusahaan mengendalikan risiko kredit dengan cara
melakukan hubungan usaha dengan pihak lain yang memiliki kredibilitas,
menetapkan kebijakan verifikasi dan otorisasi kredit, serta memantau
kolektibilitas piutang secara berkala untuk mengurangi jumlah piutang tidak
tertagih.
7.
Risiko Likuiditas
Perusahaan akan mengalami risiko
likuiditas apabila tidak memiliki arus kas yang cukup untuk memenuhi
kewajibannya.
Upaya Penanggulangan
Manajemen Perusahaan akan memantau dan
menjaga jumlah kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai
operasional Perusahaan dalam mengatasi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen
juga mengadakan evaluasi secara berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas
aktual, termasuk jadwal jatuh tempo hutang, dan secara terus menerus melakukan
penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal.
2.1. Evaluasi tentang kelemahan Usaha (Analisis SWOT)
Strength (Kekuatan)
1.
Berpengalaman dalam kualitas rasa, disiplin
kerja, kreatif dan inovatif
2.
Dapat memenuhi kebutuhan pelanggan
3.
Memiliki produk keripik singkong yang
berkualitas dengan rasa yang khas yang sangat cocok di lidah konsumen
Weaknes (Kelemahan)
Semakin sulit
mendapatkan sumber bahan baku singkong yang berkualitas
Oportunity (Peluang)
Oportunity (Peluang)
1.
Dengan tetap menjaga mutu dan kualitas
produk keripik singkong “Kabayan”, kami yakin kami dapat bersaing walaupun
harus bersaing dengan perusahaan atau industry lain yang skalanya lebih tinggi.
2.
Saat ini dengan banyaknya penggemar
keripik singkong terutama yang memiliki rasa khas dengan berbagai varian rasa
yang unik, kami yakin perusahaan kami akan cepat maju untuk masa mendatang.
3.
Keripik singkong merupakan penganan yang
paling diminati oleh konsumen dan paling laku di pasaran.
Threaty (Ancaman)
Banyaknya dan
munculnya Perusahaan - perusahaan baru yang sejenis yang berusaha menyaingi
perusahaan kami, dengan keunikan dan kekhasan perusahaan mereka sendiri.
2.2. Gambaran tentang Kendala Usaha Masa Kini
2.2. Gambaran tentang Kendala Usaha Masa Kini
Kendala usaha yang kami temui dalam produksi keripik singkong pedas adalah sulitnya mendapatkan persediaan bahan baku singkong dan cabe yang benar-benar berkualitas bagus. Persediaannya yang kurang stabil membuat harga bahan baku tersebut cenderung naik turun, sehingga kami harus pintar-pintar menyiasatinya tanpa harus menaikan harga jual produk ke pasaran.
Selain itu, kendala yang lainnya yaitu adanya persaingan pasar yang cukup ketat. Sekarang ini jumlah produsen keripik singkong pedas sudah cukup banyak di pasaran, sehingga kami dituntut untuk menghasilkan cita rasa yang lezat dan melengkapinya dengan kemasan yang bisa menarik perhatian konsumen. Htt ``````````vp://aiirm59.blogspot.com. Namun, untuk hal itu, kami sudah menemukan solusi yang tepat, mulai dari cita rasa yang menggugah lidah konsumen, hingga kemasan yang apik dan unik sudah kami siapkan sebagai strategi pemasaran kami.
VII.
KESIMPULAN
Dalam melakukan usaha dituntut untuk serius dan Fokus, kita tidak bisa dalam memulai bisnis itu secara setengah tengah,dan dikerjakan sambil lalu meski pun usaha tersebut berupa usaha sampingan. Kegagalan berusaha sebenarnya bukan disebabkan oleh orang lain namun berasal dari diri kita sendiri, dengan demikian ketekunan dalam menjalankannya adalah suatu keharusan. Perhitungan perhitungan yang matang selayaknya dilakukan di awal awal memulai usaha karena sekali kita salah dalam perhitungan di awal maka yang terjadi adalah efek Berantai di mana kita akan terus menerus mengalami kesalahan, sementara modal lama kelamaan tersedot habis Sudah sewajarnya apabila kita ingin memulai usaha belajar kepada mereka yang lebih s ukses agar kita dapat memilah mana yang pas dan mana yang kurang Dengan demikian kita akan terhindar dari resiko yang lebih besar.